Militer Thailand Sinyalkan Perpanjang Masa Kendali Darurat
loading...
loading...
Jendral Prayut Chan - O - Cha yang telah melakukan kudeta politik
untuk mengambil alih kendali atau kekuasaan di seluruh negeri itu
disebutkan mencoba menahan penyelenggaraan pemilihan umum yang
sebelumnya dijadwalkan bulan Agustus.
Jendral tersebut bahkan menyiratkan bahwa pihak militer untuk
memperpanjang masa pengendalian kekuasaan oleh Militer. Hal itu
terungkap saat Jendral Prayut Chan - O - Cha mengadakan pertemuan
dengan sejumlah diplomat asing pada Jumat (23 Me3i 2014) untuk
menjelaskan situasi politik Thailand pasca - kudeta.
Dalam kesempatan tersebut, Jendral Prayut mengatakan bahwa militer
Thailand tidak memiliki pilihan lain selain merebut kendali karena
baik massa demonstran pro-pemerintah dan demonstran anti - pemerintah
tidak menunjukkan tanda-tanda untuk mencapai kompromi.
Jendral Prayut juga menyatakan bahwa pihak militer kini telah menahan
lebih dari 100 tokoh politik setelah melakukan kudeta tersebut. Mantan
Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, disebutkan masuk dalam daftar yang
ditahan olerh militer. Namun demikian, Jendral Prayut menyatakan bahwa
militer akan membebaskan sebagian besar tahanan itu dalam waktu kurang
dari seminggu.
Sementara terkait dengan penyelenggaraan pemilihan umum, Jendral Prayut
mengatakan bahwa hajatan politik penting itu akan kembali diadakan
bila situasi Thailand telah tenang resolusi damai tercapai.
Jendral Prayut juga mengisyaratkan kemungkinan bahwa kekuasaan militer
dapat berlangsung beberapa saat, seraya menegaskan tidak akan membentuk
pemerintahan sementara. Lebih jauh Jendral Prayut menambahkan bahwa
militer kini akan bersiap menjadi ujung tombak reformasi di bidang
politik, ekonomi dan sektor lainnya.
Perkembangan poilitik Thailand telah memantik reaksi yang beragam dari
dunia internasional. Setelah Jepang dan Sekjen ASEAN memberikan ungkapan
keprihatinannya, Amerika Serikat dilaporkan sedang mempertimbangkan
untuk memberikan reaksi dalam bentuk peninjauan kerjasama.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Marie Harf menyatakan bahwa para
pejabat AS kini sedang meninjau apakah bantuan langsung, regional,
ataupun global bagi Thailand akan dilanjutkan atau ditangguhkan.sumber : menit.tv
loading...
Post a Comment