Header Ads

Sejarah Gerakan Wahabi masuk Minangkabau

loading...
loading...

Oleh : Malin Maradjo
Pesatnya da'wah Islamiyah menjadikan 'Tanah Air Islam' benar2 mengglobal sejak Barat Jauh 'bakelok kapedalaman Afrika taruih ka pulau2 Nusantara, Filipina tatumbuak di Timur Jauh bakelok ka nagari Suku Hui sapanjang Tembok Besar China taruih ke Siberia (Azerbaijan, Kazkhstan, Uzbekistan, Tajikistan, Turkmenistan, lewat Turki taruih ka Spanyol Andalusia dan Pulau2 Kreta dan Bosnia Eropa Timur, alangkah perkembangan yang spektakuler yang tentu saja di-iringi dengan berkembangan Pemikiran yang memunculkan kelompok2 / mahzab2 sebut saja misal untuk kelompok yang berhubungan dengan Ilmu2 Tauhid / Ushuluddin yang membahas tentang Kalamullah (disebut juga Ilmu2 Kalam) memunculkan kelompok Jabariah, Qadariah, Mutazilah dan Asyariah kemudian ber-cabang2 lagi membentuk sekte2 dan bercabang lagi membentuk aliran ini aliran itu begitu pula dengan ilmu2 Syariah (hukum) muncul pula mahzab2 Syafii, Hanbali, Hanafi dan Maliki tak kurang pula bidang politik muncul pula golongan Syiah yang bercabang dan bercabang lagi, ehmmm . biasalah, kalau bos udah nggak ada macam2 bisa terjadi lagi pula kan Rasulullah pernah bilang kelak Islam ini terpecah menjadi 73 golongan (kalau Mak Malin sih nggak pengen masuk salah satu dari yang 73 itu mending milih orisinal aja gittttuuu lhoooo)
Adalah Muhammad Abdul Wahab murid Ibnul Qayyimul Jauziah yang berguru pada Ibnul Taimiyah salah seorang tokok Mahzab Hanafi yang gusar melihat warna warni Islam ini sebenarnya cucu murid Ibnu Taimiyah ini bukanlah membentuk Mahzab baru tapi anak Abdul Wahab ini hanya mempertegas Mahzab Hanafi yang berpegang teguh pada Nash dan sangat2 tabu memainkan unsur logika dalam menafsirkan suatu Nash karena menurut mereka kalau logika ikut2an sering2 kepeleset dari rel yang sebenarnya dan ini berbahaya apalagi unsur raso jo pareso cenderung nggak mau ketinggalan dan inilah yang terjadi dalam dunia Islam bahkan banyak pula oknum2 untuk berbagai kepentingan memelintir ayat2 Alquran kalau nggak ati2 akan ikut terjerumus dan pengalaman menunjukan hal demikian,
Sang Wahabi juga berpendapat untuk mewujudkan semua ini jelas wilayah politik harus digarap, siapa bilang agama dan politik harus dipisahkan politik (syiasi) bahagian dari Islam bukankah Rasulullah juga berpolitik lihat aja Rasulullah disamping sebagai Nabi juga Kepala Negara, punya menteri, gubernur, hubungan diplomatik, punya MOU (Piagam Madinah), mengirim utusan khusus ke-negara2 non Muslim dan lain sebagainya, nah kalau ada yang mengatakan Islam urusan-nya dimesjid jangan ikut campur urusan negara berarti sudah termakan propaganda musuh2 Islam, demikianlah akhirnya berkat kegigihan, istana Raja Saud dan rakyatnya berhasil di-Wahabi-kan yang sekarang kita kenal sebagai Saudi Arabia Kingdom
Dipedalaman Sumatera ber-awal dari Pasai muncul 2 aliran pemikiran Islam yang saling bertentangan masing2 oleh Shekh Abdul Rauf yang dekat dengan Penguasa bersama dengan Shekh Nuruddin ar Raniri yang mempertahankan faham Ahlusunnah Wihdatus Syuhud bahwa Alam (termasuk kita manusia) ini adalah bekas kekuasaan Tuhan, difihak lain ada pula Shekh Hamzah al Fansuri dan Shekh Syamsuddin as Samaterani dengan faham Widatul Wujud yang berpendapat bahwa Alam adalah bahagian dari Tuhan laksana buih dilautan bagian dari ombak, tentu saja faham ini tidak bisa ditolerir apalagi karena kedekatan Shekh Abdul Rauf dengan sang raja membuat faham ini terusir dari bumi Aceh
Mendapat info faham Wihdatul Wujud masuk pula ke Minangkabau dan bermarkas di Cangking, Abdul Rauf mengerahkan murid2nya termasuk bekas muridnya Shekh Burhanuddin Ulakan Pariaman untuk membendung faham ini namun didaerah Darek Pedalaman Minangkabau faham ini laku keras apalagi ada mirip2nya dengan ajaran Budha bahwa Didalam diri ada Tuhan lebih dari itu faham ini tidak menekankan betul masalah2 Ibadah, asal ingat saja Allah maka sudah sama artinya dengan sholat, pada hal di Aceh siapa2 yang tidak sholat di-anggap berfaham Wihdatul Wujud maka orang itu harus disadarkan kalau tidak maka halal darahnya (di-mati-kan)
Samalah di-mana2 setelah pemimpin sipiritual yang kharismatik ini (Shekh Abdul Rauf dan Shekh Burhanuddin) tiada penyimpangan2 terjadi di-mana2 muncul berbagai aliran dan sekte yang tidak jarang teradopsi pula ajaran non Islam / Jahiliyah entah itu dari Hindu Budhisme, Israiliyat, klenik, animism, dinamisme dan lain sebagainya dimana faham2 baru ini dikemas dan diberi label Islam sebut saja misalnya tasauf, thoriqah dan lain sebagainya, situasi seperti ini berlangsung lebih seratusan tahun hingga nggak heran Minangkabau ketika itu kembali berbau asap dupa dan menyan
Di-akhir abad 17 adalah 3 muda Minangkabau yang baru saja ikutan ngaji pada salah satu Halaqoh Masjidil Haram dan alangkah terbuka matanya setelah menjalani tarbiyah tersebut ternyata Islam dikampuang halaman betul2 amburadul maka bertekatlah ketiga calon tentara Allah ini Haji Abdul Rahman Piobang, Haji Sumaniak dan Haji Miskin untuk memulihkan Ranah Bundo Nan Den Cinto tu, Insya Allah
Bingung juga ketiga muda ini sesampainya dikampuang melihat situasi yang kacau beliau itu, mau mulai dari mana yaa ? Kita Cuma bertigaaaaa. Luhak nan tigo salaweh tu tantu indak mungkin ka-diranangi surang, akhirnya terbayang wajab para murabi yang telah membina mereka selama ini semangat mereka timbul kembali The War Is Begin perang harus dimulai
Wasalam
loading...

No comments