Lima Hari Penerbangan Lumpuh Total
loading...
loading...
Warga Diserukan Lakukan Shalat Istiga
Dampak bencana kabut asap yang terjadi tiga bulan terakhir ini di pulau Sumatera dan Kalimantan berdampak buruk pada semua aspek kehidupan, transportasi, perekonomian, pendidikan, kesehatan dan aktifitas warga.
Penerbangan di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, dalam sepekan kemarin terhitung Senin-Sabtu (21-26/10) hanya empat penerbangan saja yang beroperasi. Karena sebelum dan sesudah penerbangan itu, jarak pandang kembali terbatas.
Untuk empat penerbangan ini terjadi Selasa (20/10), 68 penerbangan yang dijadwalkan hari itu, hanya empat penerbangan yang bisa melayani penumpang. Yakni Silkair dari dan ke Singapura, dan Citilink dari dan ke Batam. Pukul 13.15 WIB dan 14.30.
“Jadi untuk hari itu (Selasa, red) 66 penerbangan batal, dan empat penerbangan yang beroperasi di SSK II, karena jarak pandang terbatas,” kata Airport Duty Manager SSK II Pekanbaru, Ibnu Hasan.
Range waktu terhitung pukul 13.00 sampai 16.00 WIB itu dikatakan jarak pandang bagus, 1500 meter, dan setelah itu jarak pandang turun lagi ke angka 800 meter, sama seperti pagi hari hingga pukul 13.00 WIB.
Selain hari itu (Selasa, red), Senin, Rabu, Kamis Jumat dan Sabtu, penerbangan di SSK II mengalami lumpuh total. Dari sejumlah penerbangan yang dijadwalkan terbang itu, gara-gara kabut asap membuat jarak pandang sangat terbatas dan berdampak pada pembatalan penerbangan oleh pihak airlines.
Jarak pandang rata-rata perhari itu minimal hanya lebih kurang 200-300 meter. Sementara untuk maksimalnya dibawah 1000 meter, sedangkan sesuai dengan SOP-nya, penerbangan itu untuk takeoff dan landing itu adalah diatas 1000.
Ganggun ketidaknyamanan dan ketidaklancaran penerbangan ini disebabkan oleh pekatnya kabut asap, dampak dari pada, masih terjadinya pembakaran lahan di sejumlah pulau Sumatera, yang sampai saat ini belum teratasi meski sudah dibantu asing.
“Sepanjang sepekan kemarin, seluruh penerbangan lumpuh. Kecuali hari Selasa, ada empat penerbangan,’’ ungkap Ibnu.
Seperti kejadian sebelumnya, dari batalnya penerbangan pesawat untuk semua rute yang dilayani Bandara SSK II, para penumpang yang ingin refund dan juga reschedule itu mengantre panjang di loket-loket penjualan tiket.
“Sebenarnya, sejak asap ini menjadi bencana, jumlah penumpang berkurang. Karena tidak ada yang bisa memastikan pesawat terbang,’’ ungkap Ibnu.
Begitu juga untuk penerbangan Sabtu (26/10), disampaikan Ibnu lagi, mengapa tidak ada juga penerbangan alias penerbangan lumpuh karena yang menjadi patokan penerbangan itu ada dan tidaknya itu dari jarak pandang.
“Kalau jarak pandang sesuai dengan SOP, dimungkinkan ada penerbangan, tapi kalau tidak SOP, yang seperti ini, tanpa penerbangan,’’ ulasnya.
Meski kondisi jarak pandang sangat terbatas, dan dipastikan tidak akan ada penerbangan, tapi tetap saja ada calon penumpang yang berharap-harap pesawat terbang. Ini terbukti dari adanya calon penumpang di ruang tunggu pesawat.
Sementara itu, untuk info hotspot update Sabtu (26/10), Sumatera masih terbakar, terdapat 117 titik update pukul 16.00 WIB monitoring satelit Terra dan Aqua. Sumsel tetap menjadi Provinsi pemegang rekor titik panas (hotspot) dengan 95 titik, disusul, Babel 14, Lampung 5, Bengkulu 2 dan Jambi 1.
DPD Beri Waktu Seminggu
Sementara itu, menyikapi kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla), pimpinan dan anggota DPD RI asal Sumbar, Riau, Sumut, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat dan Kalimantan menggelar pertemuan di Gedung Parlemen Senayan Jakarta, kemarin.
Usai pertemuan, Wasekjen DPD RI Zul Evi Astar kepada Padang Ekspres menjelaskan hasil pertemuan itu. Walaupun terlambat, katanya, DPD mendukung langkah presiden yang sudah mengerahkan segala sumber daya dalam memadamkan karhutla.
Meski begitu, anggota DPD dari daerah yang terjadi karhutla dan terdampak asap meminta pemerintah juga mengutamakan penanganan kesehatan bagi korban kabut asap.
“DPD RI memandang langkah pemerintah masih difokuskan di tingkat pusat, sedangkan kewenangan masih di tingkat pusat. Maka, DPD meminta Presiden mengeluarkan Inpres yang memerintah pemda untuk mendayagunakan semua kemampuan dana dan saya dalam menanggulangi karhutla serta menangani korban kabut asap,” jelas Zul Evi Astar.
Mantan Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD) Sumbar menambahkan, dalam pertemuan tersebut DPD juga memberikan batas waktu seminggu lagi untuk memadamkan karhutla.
Apabila dalam seminggu belum ada tanda-tanda berkurangnya bencana asap, maka DPD mendesak pemerintah memberlakukan darurat sipil di daerah-daerah.
DPD pun mempersilakan pemerintah merespon bantuan dari negara sahabat dan lembaga internasional untuk mempercepat operasi penanganan karhutla.
“Selain itu, DPD akan membentuk Tim Kerja Gabungan Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan sebagai pengawasan pelaksanaan operasi penanggulangan karhutla. “Leading sector-nya Komite II yang terkena karhutla dan terdampak kabut asap,” kata Zul Evi Astar.
Gelar Salat Istisqa
Sementara itu, ratusan warga Kelurahan Payobasuang, Kecamatan Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh gelar salat Istisqa berjamaah, Sabtu (24/10) di Masjid Baiturrahman.
Salat memohon hujan ini merupakan salah satu hasil mufakat warga Kelurahan Payobasuang pada Jumat (23/10) terkait kondisi yang melanda dibeberapa daerah tersebut.
Lurah Payobasuang Irwan Suwandi mengatakan pelaksanaan salat istisqa berjamaah tersebut sebagai aksi solidaritas dan peduli warganya dalam menyikapi bencana yang tengah melanda.
Ia berharap salat ini nantinya juga sebagai ajang silaturahim antar sesama warga Kelurahan Payobasuang dalam meningkatkan rasa kekeluargaan.
“Salat ini sendiri bertujuan untuk memohonkan hujan kepada Tuhan karena selain kabut asap yang sudah lama melanda juga kekeringan yang datang berbarengan. Kekeringan ini sendiri sebetulnya lebih membuat warga kesulitan terutama perekenomian warga yang dominan dalam bidang pertanian,” ujar Irwan Suwandi.
Kepala KUA Kecamatan Lamposi Tigo Nagori Irfan Junaidi sebagai khatib lebih mengimbau kepada warga untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan beristighfar.
“Kalau tidak turun hujan juga setelah ini jangan kita berburuk sangka karena ini adalah ujian yang diberikan Tuhan. Untuk itu kita harus senantiasa bersabar karena sempurnanya salat ini hendaknya didahului puasa selama tiga hari sebelumnya,” katanya.
Shalat Istisqa massal juga diserukan Pj Bupati Dharmasraya Syafrizal. “Semua nagari dihimbau melaksanakan shalat Istisqa dikordinasikan camat dan wali nagari masing-masing secara massal pada Kamis 29 Oktober pagi,” kata Syafrizal, kemarin.
Untuk tingkat kabupaten dan Kecamatan Pulaupunjung dipusatkan di halaman kantor bupati. Sedangkan di nagari dilaksanakan sesuai petunjuk camat berkoordinasi dengan wali nagari.
“Sebelum shalat Istisqa, selama empat hari sebelumnya dianjurkan puasa, agar Allah berkenan mengabulkan doa minta hujan,” imbaunya.
Selain itu, mengingat kabut asap masih dalam kondisi berbahaya dengan konsentrasi cemaran udara (PM10) 694,44 Ug/Nm3, maka Pemkab Dharmasraya meminta masyarakat waspada dan tidak melakukan aktivitas di luar rumah. Jika tidak terpaksa, maka harus menggunakan masker.
“Para orangtua agar mengawasi putra-putrinya tetap belajar di rumah dan tidak ke luar rumah bagi yang libur sekolah,” ujar Kabag Humas dan Protokol Pemkab Dharmasraya Budi Waluyo, kemarin.
Apabila ada yang merasakan gejala gangguan kesehatan, kata Budi, diminta segera memeriksakan kesehatan ke puskesmas.
“Terpenting lagi, tidak boleh membakar sampah, jerami di sawah, dan tidak membakar lahan yang bisa memperparah kabut asap. Jika mengetahui adanya kebakaran, segera melapor kepada BPBD, Satpol PP atau Polres dan Polsek terdekat,” imbaunya.
Sebelumnya, areal perkebunan karet dan sawit milik rakyat di Nagari Ampang Kuranji, Kecamatan Kotobaru terbakar, sekitar pukul 18.00, Jumat (23/10.
Bupati Dharmasraya Syafrizal memimpin langsung pemadaman api bersama Kapolres AKBP L. Iwan Mahardan dan Kepala BPBD Suwandi hingga pukul 19.24. Ada tiga titik api di nagari itu. Pemkab Dharmasraya mengerahkan tiga unit mobil Damkar.
Sementara Pemkab Tanahdatar meliburkan siswa seluruh jenjang pendidikan selama dua hari, yaitu Sabtu (24/10) dan Senin (26/10) besok. “Sehari sebelumnya, kami sudah meliburkan murid PAUD/TK,” ujar Pejabat Bupati Tanahdatar Sudirman Gani kemarin.
Keputusan libur itu setelah kita lakukan rapat bersama dengan seluruh unsur Muspida dan melihat kondisi asap yang mulai memprihatinkan di Kabupaten Tanahdatar. Sudirman menghimbau warga untuk mengurangi kegiatan di luar rumah, tetap menggunakan masker. (*) sumber : http://www.koran.padek.co/read/detail/41342
loading...
Post a Comment