Header Ads

Pejuang-Pejuang Wanita Tangguh dari Minangkabau

loading...
loading...

 "Untuk menghancurkan Peradaban suatu Kaum, maka Hancurkan lah Perempuannya"

 Minangkabau dalam entitas budaya dan geografis perdabannya di tandai dengan penggunaan bahasa, adat istiadat dan seni budaya yang menganut faham kekerabatan Matrilineal, Minangkabau merupakan suku yang menganut faham kekerabatan Matrilineal terbesar di Dunia.

Secara adat dan budaya, peradaban Minangkabau berkembang di wilayah Sumatera Barat Indonesia dan wilayah Kerajaan Negeri Sembilan Darul Khusus Malaysia.

Sistem kekerabatan Matrilineal mengharuskan kaum Perempuan di Minangkabau di tempatkan dan mempunyai peranan penting di dalam mengatur dan menjalankan tatanan kehidupan berbudaya, di Minangkabau ada istilah "Bundo Kanduang", secara Harifah, Bundo Kanduang berarti Bunda kandung atau Ibu sejati, namun secara makna Bundo Kanduang di posisikan sebagai Orang tua perempuan yang bijaksana yang membuat Adat Minangkabau lestari berjalan pada keharusan dan aturan yang sudah di tetapkan, Gelar Bundo Kanduang di wariskan secara turun temurun sejak gelar pertama kali di berikan kepada Dara Jingga seorang putri dari Raja Tribuanaraja Mauliawarmadewa, kekinian seorang Istri Datuak juga bisa di sebut sebagai Bundo Kanduang, dan Sumatera barat juga punya Organisasi khusus pemberdayaan perempuan yang di pimpin seseorang yang di sebut Bundo Kanduang, mulai dari tingkat Provinsi hingga daerah tingkat II masing-masing punya Bundo Kanduang, tak ketinggalan organisasi persatuan di daerah Rantau juga punya Bundo Kanduang.

Menempatkan kaum Perempuan pada posisi strategis dalam tatanan kehidupan di Minangkabau menjadikan suku ini melahirkan perempuan-perempuan tangguh yang berkiprah sejak zaman pertama kalinya Bundo Kanduang di kenal hingga zaman penjajahan, pada masa silam itu kebanyakan kaum perempuan di berbagai peradaban dan suku di dunia masih di Marginalkan untuk urusan kemajuan zaman seperti Pendidikan. Kekerabatan Matrilineal di Minangkabau membuat Perempuannya sejak zaman dahulu tidak bisa terpinggirkan seperti nasib kebanyakan kaum perempuan suku lain.

Sebagai bukti ada beberapa nama Perempuan Minang yang mempunyai Intelektualitas yang namanya tercatat sebagai Pahlawan atau Pejuang pergerakan kemerdekaan Indonesia, bahkan beberapa di antaranya kiprahnya di kenal hingga ke beberapa negara dan tercatat sebagai pahlawan dan bagian dari sejarah kemajuan peradaban di negara lain. beberapa nama perempuan Minang yang tercatat dalam sejarah pada era penjajahan adalah:

1. Rohana Kudus ( Pejuang kemerdekaan Indonesia, Wartawati pertama Indonesia, Th 1912 mendirikan Koran Sunting Melayu, koran khusus Perempuan pertama yang Pimpinan redaksi, Redaktur dan Penulisnya di kerjakan Perempuan)

2. Rasuna Said ( Jurnalis, Pejuang politik untuk kemerdekaan Indonesia, sampai sekarang namanya tercatat sebagai nama Jalan utama di kawasan Kuningan Jakarta.

3. Rahmah El Yunusiah (Tokoh Pendidik, Pendiri Diniyah Puteri (Th 1923) sekolah modern khusus Perempuan Muslim pertama di dunia. Keberadaan Diniyah Putri menginspirasi Universitas Al-Azhar membuka Kulliyatul Lil Banat, fakultas yang dikhususkan untuk perempuan.

4. Siti Manggopoh (Pendekar yang mempunyai julukan Singa Betina, Pemimpin perang Manggopoh)

5. Khadijah Sidek (Pahlawan dan Pejuang perempuan Terkenal di Malaysia, pendidik yang pernah mengajar di Indonesia, Singapura dan Malaysia, ketua pergerakan kaum perempuan UMNO pada th 1953-1954)

6. Syarifah Nawawi ( Tokoh Pendidikan, pendiri yayasan Trisula PERWARI)

Demikian nama-nama Perempuan Minangkabau yang terkenal dan tercatat dalam sejarah pada masa perjuangan di zaman Kolonial, kiranya masih banyak lagi Perempuan Minang yang kiprahnya tidak tercatat dan terkenal dalam berjuang dan memajukan Peradaban manusia sejak masa lampau.
sumber tmbg

loading...

No comments