Header Ads

Sejarah Perang Tuak (Perang Paderi) Part I

loading...
loading...


Pemindahan Perang Salib ke Timur Jauh..


Perang salib di Syam (Palestina, Siria dan Libanon) berakhir dengan terusirnya pasukan salib dari negeri itu (1281M).. Selama perang salib di Syam pasukan salib mendapat informasi bahwa rempah–rempah yang banyak dibutuhkan di Eropah dihasilkan negeri negeri di Timur Jauh yang pada sa^at itu masih dalam proses peng Islaman..  Perang Salib di Sepanyol berakhir tahun 1492 M terusirnya seluruh kekuasaan Islam di Sepanyol yang telah berkuasa lk 800 tahun semenjak tahun 711 M.. Dari semua ini menyebabkan mengecilnya suplai rempah rempah ke benua Eropah yang berpenduduk salib.. Harga rempah rempah di Eropah menjadi tinggi.. Terkenal istilah di Eropah semahal lada (peper deuur) .. Pasukan salib masih kuat tapi tidak cukup untuk menduduki kembali Palestina sebagai pusat perdagangan rempah rempah..
Karena hal demikian timbul dalam fikiran mereka untuk menduduki wilayah penghasil rempah dengan memindahkan perang salib itu kedunia Timur Jauh kedaerah penghasil rempah rempah tsb.. Ketentuan perang salib tetap diberlakukan kecuali pakaian yang bergambarkan salib di dada dan punggung ditiadakan..
Visi Perang Salib ke Timur Jauh ialah,
1.    Menjadikan seluruh penduduk bumi murid Yesus dan membaptis mereka atas nama tuhan bapak dan rohul kudus <Bible Matius surat 28 ayat 19>..
2.    Mencari unrtung sebanyak banyaknya dengan menguasai wilayah penghasil rempah dan menguasai perdagangan rempah tsb..


Misi Perang Salib di Timur Jauh ialah,
1.    Mereka adalah musuh kamu, karena mereka adalah musuh tuhan (Vijanden van den waren good).. Apa saja yang diperbuat terhadap mereka kamu akan mendapat pahala..
2.    Rusaklah kehidupan mereka dengan  candu, minuman keras (tuak), tembakau (santo) dan perbuatan judi..
3.    Pecah belah mereka  dengan mengadu dombanya..
4.    Menguasai  perdagangan dan hasil mereka dan kebutuhan mereka..
   Visi dan misi kaum Salib itulah yang menjadi motto kehadiran mereka di Minangkabau khususnya dan di Indonesia umumnya..  Perlawanan kearah ini pulalah motto masyarakat Minangkabau..


 
Perdagangan tuak, candu, santo dan judi..
Tahun 1511 M Malaka diduduki Portugis.. Perdagangan selat Malaka dikuasai Portugis.. Portugis orangnya kasar, membeli barang semaunya saja.. Orang Minangkabau kurang senang berhubungan dagang dengan mereka.. Akibatnya orang Minangkabau memindahkan penjualan hasil produksinya kepantai barat.. Dipantai barat mereka menjual barangnya kepada orang Aceh.. dan orang India.. Mulailah orang Minangkabau berhubungan dagang dengan India..
Mulai tahun 1618 M Belanda ikut membeli produksi Minangkabau.. Januari 1667 M ditanda tangani perjanjian Pulau Cingkuak dimana Belanda diperbolehkan membeli barang produksi Minangkabau dan Minangkabau membeli barang Belanda.. Minangkabau tidak akan memungut pajak dari Belanda.. Beberapa orang Belanda diangkat sebagai perangkat kesulthanan Minangkabau..  Akibat perjanjian ini orang Minangkabau merasa Belanda adalah sahabatnya, mereka beramai ramai membawa hasilnya kepantai barat menjualnya kepada Belanda dan membeli barang kepada Belanda.. Belanda membeli kampher, lada dan emas.. Mulai awal abad ke 18 mulai pula pembelian kopi dari Minangkabau..  Dari Belanda orang Minangkabau membeli garam yang dibawa Belanda dari Madura dan kain pruksi India.. Perdagangan itu makin lama makin ramai..


Jalur perdagangan dari pantai Barat ke daratan Minangkabau dan sebaliknya  ialah;
1.    Air Bangis Ujung Gading.. Dari Ujung Gading menyebar keseluruh Pasaman.. Jalur perdagangan ini juga penting sebab melayani daerah yang luas dari Ujung Gading, Simpang empat, Talu Panti dan Rao..
2.    Katiagan melalui sungai Masang ke nagari nagari pinggir batang Masang sampai Kumpulan dan Bonjol.. Perdagangan di Katiagan tidak  begitu penting dan maju..
3.    Tiku memasuki nagari disekitarnya dan melalui batang Antokan Maninjau Data Munti Palembayan,  Palupuah.. Perdagangan melalui jalur ini agak lumayan ramai..
4.    Nareh Ulu Banda, Malalak, IV Koto dataran tinggi Agam.. Jalur perdagangan ini lumayan ramai..
5.    Pariaman Sintuak Sicincin, Asam Pulau, Bukik Punggung Jawi,  Jaho adalah jalur dagang yang agak besar diawasi dan di kuasai oleh Dt Pamuncak Alam Sati Tuang Gadang Batipuah bersama Dt Kali Marajo Pucuak adat Pariangan..
6.    Padang, Pauh, Gantung Ciri Solok.. Jalur ini termasuk yang cukup ramai.. Kadang kadang sulit dilalui karena orang Pauh sangat memusuhi Belanda..
7.    Padang, Koto Tangah, Lubuk Minturun, Saniang Baka Sumani adalah jalan dagang yang sering dipakai keluarga Pagaruyung, pucuak adat Singkarak...
8.    Painan Banda Sapuluah dibawa ke Solok Selatan.. Jalur dagang ini  sangat sulit dilalui dan tidak sering dipakai..
9.    Indro puro Kerinci.. Jalur dagang tersendiri  tidak banyak di pakai ...       
Sembilan jalur perdagangan antara Minangkabau darek dan pasisia.. Jalur perdagangan ini adalah jalur pemasuk kampher, lada, emas dan kopi, dari darat ke pantai barat..


 Selain itu perdagangan gelap yang banyak dibawa Belanda ialah tuak, candu, santo dan mereka sering meramaikan judi dimana mereka bermukim.. Dalam perdagangan ini  banyak Belanda dibantu oleh orang Cina, terutama untuk perdagangan tuak, candu, santo dan judi.. Mulai pertengahan abad ke 18 M, dengan banyaknya Belanda membeli kopi per dagangan dari darek (pusat Minangkabau) dengan pantai barat menjadi ramai.. Bersamaan dengan itu perdagngan tuak, candu santo dan perjudian menjadi ramai..
  Tuak ialah istilah asli Minangkabau dan Batak untuk minuman yang memabukkan.. Sebagaimana dinegeri cina terjadi perang candu karena banyaknya bangsa Eropah memasok candu kenegeri itu.. Atas kesadaran pemimpin Cina dia perangilah setiap anasir yang terkait dengan cantu perdagangannya, termasuk Inggeris yang membawanya.. Ke Amerika orang Eropah (terutama Inggeris)  memasok banyak sekali minuman keras.. Orang Indian menamakan minuman keras itu minuman api.. Orang Indian menjadi bangsa yang pemabuk.. Orang orang yang pemabuk itu menjadi kurang pertimbangan, kesukaannya merampok, memerkosa dan menganiaya..  Orang orang yang telah kecanduan tidak sadar atas kerusakan jiwanya dan kerusakan karena perbuatannya.. Setiap perbuatannya yang buruk itu dianngapnya baik.. Sadar atas kerusakan yang menimpa bangsannya, banyak raja raja Indian seperti Winnetou yang menentang pemasukan minuman api ini kedaerahnya..
Begitu juga di Minangkabau.. Bangsa Belanda banyak sekali memasok  tuak, candu dan santo, serta meramaikan judi.. Bagi Belanda dari perdagangan tuak, candu, santo dan perjudian adalah pemasukan keuangan yang sangat besar.. Tembakau (tobacco)  mereka namakan santo.. Santo bahasa Sepanyol berarti barang yang suci dekat kepada tuhan dan dapat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.. Dalam bahasa Inggeris dan Belanda disebut Santa seperti santa Maria , santa Paulus, santa Peterus dll..   Mengisap tembakau yang tingi kadar nikotinnya dapat memabukkan orang, sama seperti ganja.. Kata Belanda  orang yang mabuk akibat santo itu sedang berada dekat tuhan.. Pemakaian santo dibakar asapnya dihirup dalam dalam kedalam paru-paru.. Perempuan disuruhnya meminum air santo itu.. Ampasnya diselipkan antara gigi dengan bibir.. Pebuatan ini disebut bersugi.. Lelaki yang mengisp tembakau yang mahal dan perempuan yang besugi dianggap lebih mulia.. Santo baik untuk hubungan silatur rahim antara sesama manusia dan pembuka permulaan kata dalam beradat..  Karena pengaruh Belanda itu, sampai sampai masyarakat Minangkabau menjadikan santo ini sarana adat dan sarana bersilahtur rahmi dalam pergaulan.. Lama lama Belanda menganjurkan santo itu ditanam di Indonesia, di ekport keluar negeri.. Pusat pasar tobacco Indonesia ialah Bremen Jerman..
Tobacco atau santo itu tanaman belukar tingginya hanya satu meter, daunnya lebar.. Cara pemeliharaannya ditanam berderet deret, setinggi satu meter dipotong.. Semua cabang yang tumbuh (carang) dibuang.. Daun dituakan, digulung, disayat kecil kecil, dijemur, diembunkan.. Daun sebelah bawah disebut tapak, diatasnya disebut jalua, diatas lagi disebut pucuak.. Santo tapak harganya lebih murah.. Jalua harganya paling tinggi pucuak harga yang menengah.. Pembuatan ketiga tingkat daun itu dipisah.. Orang yang sudah mengerti dengan santo, dengan mengisapnya mengetahui mana yang tapak, mana yang jalua dan mana yang pucuak.. Makin sedikit daun yang dipelihara makin tinggi nilai santo itu.. Tinggi rendah nilai santo bergantung kadar nikotine yang ada dalam santo itu..    
Semenjak awal abad ke 18 M, di nagari nagari pantai Minangkabau tuak, candu dan santo telah memasyarakat.. Dimana mana di kedai kedai kecil dipelosok Nagari telah dapat dibeli barang haram tersebut.. Orang orang yang dekat dengan Belanda merasa belum mulia jika dirumahnya belem tersedia minuman keras (tuak).. Masyarakat yang dekat dengan Belanda merasa belum dewasa dan mulya jika belum biasa meminum tuak..  Perdagangan candu, tuak dan santo dari nagari nagari pantai ke pusat Minangkabau menjadi  ramai.. Pedagang pedagang tuak menjadi bandar judi.. Para pemabuk menjadi pejudi, perampok, pemerkosa isteri orang dan pembunuh..  Di kota kota dimana ada Belanda diadakan rumah judi yang disebut rumah bola.. Di Bukitinggi rumah bola itu dibangun dekat gereja.. Di Padang dibangun dipantai Muaro.. Karena kemarahan Allah rumah bola (rumah judi) di pantai Padang itu ditelan oleh ombak.. Beberapa ratus meter pantai sekitar rumah bola itu  ikut  di erosi oleh ombak..
Karena adanya perjanjian dagang dengan Belanda, Belanda memonopoli perdagangan itu.. barang produksi masyarakat yang dijual kepada Belanda harganya sudah sangat murah jika dibandingkan dijual kepada pihak Aceh dan bangsa lainnya.. Barang yang dibeli kepada Belanda harganya sudah sangat tinggi jika dibandingkan dengan membeli kepada pihak Aceh atau bangsa lainnya.. Kita orang Minangkabau tepaksa membeli dan menjual kepada Belanda karena adanya perjanjian tersebut..  
Pedagang dan pemakai tuak, candu, santo mengelompok merasa satu kesatuan yang se idiologi secara sembunyi sembunyi akhirnya mereka berterang terangan.. Mereka membuat post gelap pada daerah jalur perdagangan yang  lengang.. Pada tempat itu mereka melakukan perampokan barang dagangan yang lewat, membunuh bahkan menangkap orang orang.. Orang yang mereka tangkap mereka jual kepada bangsa asing sebagai budak..  Selain dari dibantu dealer tuak dan Belanda,  mereka juga minta bantuan kepada pucuak adat dan keluarga Kesulthanan  Minangkabau dengan melakukan sogok dan bantuan keuangan.. Dt Pamuncak Alam Sati (Tuan Gadang Batipuah) dan Dt Kali Marajo (Pucuak Adat Pariangan), Sutan Alam Bagagar Syah  bersama St Rajo Alam dan St Tangsir (anggota kaum Sulthan Minangkabau) ikut membantu mereka.. Hampir seluruh pucuak adat sekitar danau Singkarak seperti  Malalo, Saniang Baka, Singkarak,  Pitalah, Gunuang Rajo, Sumpur, orang yang biasa berdagang ke Padang dapat mereka yakinkan membantu perdagangan tuak..  Jalur perdagangan yang biasa dipakai oleh Bagagar Syah  ialah Saniang Baka Lubuak Minturun.. Jalur perdagangan Jaho Sicincin dikuasai oleh Dt Pamuncak Alam Sati dan Dt Kali Marajo.. Kedua jalur perdagangan itu  menjadi jalur perdagangan  tuak, candu, santo yang paling utama.. Jumlah orang yang berpihak mereka dibanding jumlah penduduk sangat sedikit, tapi mereka didukung oleh Belanda dan distributor pedagang tuak, candu, santo, mereka menjadi sangat kuat..    Mereka pedagang tuak, candu, santo dan judi kita sebut Kelompok Pedagang Tuak (KPT)





Next ---> Perang Tuak Part II
Sumber : Minangkabau Darul Qarar : karya H.Asbir. Dt Rajo Mangkuto 

Lanjut
loading...

No comments