Header Ads

inil lah Segelintir Pakar Teknologi dari Minangkabau yang membuat kita "Tenganga"

loading...
loading...

Minangkabau adalah bangsa yang besar, dan bangsa yang menjadikan Ilmu pengetahuan sebagai tolok ukur dalam  berkarya bagi umat manusia di bumi ini, karena falsafah yang telah tertanam dalam setiap pribadi bangsa minang itu sendiri yaitunya :

"Alam Takambang Jadi Guru,

Di Ma Bumi Dipijak disitu Langik di jujuang"

 

Inilah yang menjadikan masyarakat Minang menjadi masyarakat/bangsa yang terdepan dalam segala lini, dan bersifat terbuka dalam segala peri kehidupan juga tidak pernah bersikat culas/curang dalam mendapatkan apa yang mereka inginkan, dan tidak ingin berkuasa diatas penderitaan orang lain :

kita lihat dibawah ini contoh beberapa ahli teknologi di Zaman ini dari Minangkabau :

Ahlul Faradish Resha, ahli teknologi informasi, pakar antivirus komputer

Ahlul Faradish Resha (lahir di Payakumbuh, Sumatera Barat, 8 Juni 1985; umur 31 tahun) adalah seorang teknokrat Indonesia yang ahli dalam hal teknologi informatika dan komputer (TIK), dan dikenal sebagai pakar antivirus komputer. Ia menamatkan pendidikan tingginya di Fakultas MIPA Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta.[1]

Pada 13 Desember 2006, Ahlul bersama lima orang muda lainnya mendapatkan penghargaan Youth National Science and Technology Award dari Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia atas karyanya Software Site Blocker.[2]

 

Andrivo Rusydi, pakar teknologi nano, guru besar NUS

Prof. Dr. Andrivo Rusydi (lahir di Padang, Sumatera Barat, 1976) adalah seorang guru besar dan ilmuwan fisika Indonesia yang ahli di bidang teknologi nano. Ia merupakan peneliti tetap dan pengajar mata kuliah nanotechnology dan nanoscience di Universitas Nasional Singapura (National University of Singapore) 

Aktivitas riset Andrivo dilakukan di berbagai negara di dunia, seperti di Singapura, Amerika Serikat, Jerman, Kanada, dan lainnya. Ia juga menjadi profesor tamu pada Center for Free Electron Laser dan Institute for Applied Physics of University of Hamburg, Jerman, serta sebagai peneliti tamu di Departemen Fisika Universitas Illinois, Urbana, Illinois, Amerika Serikat, dan di Universitas British Columbia, Kanada.[3]

Banyak negara di dunia, seperti Amerika Serikat, Prancis, Korea, Jepang, Australia, Jerman, Kanada, Taiwan, dan lainnya yang memanfaatkan hasil teknik riset yang dikembangkannya.[3]

 

Eko Alvares, arsitek, peneliti arsitektur Minangkabau, pengajar

Dr. Eko Alvares Z., MSA (lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat, 10 Maret 1965; umur 52 tahun) adalah seorang arsitek, peneliti arsitektur Minangkabau, ahli tata ruang, dan pengajar Indonesia. Ia mengajar di Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Bung Hatta (UBH), Padang.[1][2][3][4] Eko Alvares juga giat dalam menjaga kelestarian warisan budaya Minangkabau, dan merupakan Ketua Pusat Studi Konservasi Arsitektur (Pusaka) Universitas Bung Hatta.[5]

 

Ivan Lanin, ahli teknologi informasi, pendiri Wikimedia Indonesia

Ivan Lanin (lahir di Jakarta, Indonesia, 16 Januari 1975; umur 42 tahun; lahir dengan nama Ivan Razela Lanin)[1] adalah seorang pakar internet Indonesia.[3] Ivan Lanin terutama dikenal sebagai seorang aktivis yang menganjurkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta memperkenalkan padanan Indonesia dari istilah-istilah asing antara lain di beberapa situs-situs web seperti Facebook dan Twitter.[4][5][6]

 Ivan mulai menulis di Wikipedia bahasa Indonesia sejak tahun 2006 (dia mendaftar dengan nama pengguna "IvanLanin" pada tanggal 18 Februari 2006)[7] dengan suntingan pertamanya di WBI pada artikel Pajak.[8][9][10] Sejak saat itulah dia baru benar-benar memperhatikan bahasa Indonesia.[2] Pada tahun 2007, dia bergabung dengan Milis Bahtera yang beranggotakan para pemerhati bahasa Indonesia.[4] Pada akhir tahun 2008, Wikimedia Indonesia didirikan oleh 19 orang, dua di antaranya adalah Ivan Lanin dan Revo Arka Giri Soekatno.[11][12] Dalam Rapat Umum Anggota pada akhir tahun 2008, dia terpilih menjadi Direktur Eksekutif Wikimedia Indonesia.[11] Ivan mengundurkan diri dari posisi tersebut pada akhir tahun 2009 karena kesibukannya.[2] Pada pertengahan 2009, dia diterima kuliah di Magister Teknologi Informasi Universitas Indonesia.[2] Pada saat yang hampir bersamaan, dia pun diterima menjadi editor Google bahasa Indonesia.[2]

Untuk membantu menyebarluaskan pengetahuan tentang bahasa, Ivan mengembangkan "Kateglo" yang merupakan singkatan dari "kamus", "tesaurus", dan "glosarium".[2] Dia mengembangkan Kateglo bersama rekannya, Romi Hardiyanto yang merupakan penerjemah Firefox ke bahasa Indonesia.[4] Ivan pertama kali mendapat ide membuat Kateglo pada tanggal 9 Mei 2009.[2] Dia lalu membuat struktur basis data Kateglo hanya dalam 3 hari. Ivan bertanggung jawab membuat program, sedangkan Romi mengawakutu programnya.[2]


Matthias Aroef, Bapak Teknik Industri Indonesia, guru besar ITB

 

Prof. Dr. H. Matthias Aroef, MSIE, IPM (lahir di Padang, Sumatera Barat, 20 September 1930; umur 86 tahun) adalah seorang teknokrat dan pengajar Indonesia.
Ia pernah mengajar sebagai Guru Besar Teknik Industri di Institut Teknologi Bandung (ITB).[1] Matthias Aroef juga dijuluki sebagai Bapak Teknik Industri Indonesia karena jasanya yang besar dalam pengembangan ilmu teknik industri di Tanah Air.
Matthias menamatkan pendidikan di Bagian Teknik Mesin, Universitas Indonesia (UI) (kini Institut Teknologi Bandung) dengan meraih gelar sarjana muda pada tahun 1954. Gelar doktor (S3) bidang industrial engineering kemudian ia peroleh dari Ohio State University, Columbus, Amerika Serikat.[1]
Ia memulai karier sebagai dosen di ITB, hingga kemudian menjadi guru besar teknik industri pada perguruan tinggi tersebut. Matthias dikenal sebagai pencetus lahirnya jurusan teknik dan manajemen industri di banyak perguruan tinggi di Indonesia. Namanya juga sering diasosiasikan sebagai pemikir paling representatif Gerakan Membangun Produktivitas.[1]
Matthias Aroef lahir 20 September 1930 di Padang, Sumatera Barat. Putri pertamanya, Arita, menikah dengan Jusman Syafii Djamal, mantan Menteri Perhubungan pada Kabinet Indonesia Bersatu.[1]

Rahmiana Zein, ahli ilmu kimia, penemu teknik kromatografi tercepat di dunia

Prof. Dr. Rahmiana Zein (lahir 1958) adalah seorang pengajar dan pakar ilmu kimia Indonesia.[1] Ia merupakan penemu teknik kromatografi tercepat di dunia. Kromatografi adalah teknik pemisahan senyawa kimia memanfaatkan interaksi antara pelarut, sampel yang akan dipisahkan, fase diam (stationary phase) dan fase bergerak (mobile phase).[2]

Ia menjabat sebagai Kepala Laboratorium Kimia Lingkungan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas (Unand), Padang, Sumatera Barat.[3]

Rahmiana Zein yang merupakan adik kandung dari Kivlan Zein, seorang tokoh militer ini menikah dengan Prof. Dr. Edison Munaf,[2] yang menjabat sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan (ATDIKBUD) di KBRI Tokyo, Jepang,[3] dan juga pernah menjabat sebagai Pembantu Rektor II Universitas Andalas.[2]

 

Ricky Elson, pelopor mobil listrik nasional

 

Ricky Elson (lahir di Padang, Sumatera Barat, 11 Juni 1980; umur 36 tahun) adalah seorang teknokrat Indonesia yang ahli dalam teknologi motor penggerak listrik. Ia yang merancang bangun mobil listrik Selo bersama Danet Suryatama yang merancang bangun Tucuxi dianggap sebagai pelopor mobil listrik nasional.[1][2][3]

Ricky menempuh pendidikan tinggi teknologinya di Jepang, kemudian bekerja di sebuah perusahaan di negeri sakura itu. Selama 14 tahun di sana, Ricky telah menemukan belasan teknologi motor penggerak listrik yang sudah dipatenkan di Jepang.[4]

 

ertarik dengan kemampuan Ricky untuk pengembangan teknologi mobil listrik, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan meminta Ricky dan beberapa praktisi pengembang teknologi mobil listrik lainnya untuk bersinergi bersama Kementerian Riset dan Teknologi Indonesia, lembaga penelitian, beberapa universitas dan lembaga pemerintahan terkait, demi mempercepat pengembangan mobil listrik Indonesia. Bahkan Dahlan Iskan rela menghibahkan gajinya sebagai menteri kepada Ricky.[3]

Di pertengahan tahun 2013, Ricky dan timnya bekerja menyelesaikan beberapa purwarupa mobil listrik yang diberi nama Selo dan Gendhis yang digunakan pada KTT APEC yang telah dilaksanakan pada Oktober 2013 di Denpasar, Bali.[5] Namun kemudian proyek mobil listrik nasional itu menghadapi hambatan, karena peraturannya tidak segera keluar. Lelah menunggu kepastian tentang proyek tersebut yang tak kunjung jelas statusnya, ia kemudian kembali ke perusahaan tempat ia semula bekerja di Jepang.[1]

Sebelum kuliah ke Jepang, Ricky Elson menamatkan sekolah menengahnya di SMA Negeri 5 Padang pada tahun 1998.[6]



Zahlul Badaruddin, ahli ilmu kimia, penemu Zahlul Integrated Unit (ZIU)

Zahlul Badaruddin (lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 18 Desember 1951 - meninggal, 2004 pada umur 53 tahun) adalah seorang ilmuwan dan pakar ilmu kimia Indonesia. Ia merupakan penemu Zaghlul Integrated Unit (ZIU), suatu sistem reaktor sintesis kimia organik dengan memadukan pendekatan ilmu fisika, matematika, kimia, elektronik, dan biologi. Sistem yang diciptakannya merupakan yang pertama di Indonesia.[1]

 

Zahlul lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada 18 Desember 1951. Ia menikah dengan seorang perempuan bernama Lestari Juwita dan telah dikaruniai tiga orang anak, yaitu Ary Reynaldi, Wilma Fitriyani, dan Rima Oktoriani.

Ia mendapatkan gelar sarjana (S1) dari Universitas Pancasila pada tahun 1970-an, sedangkan gelar doktor (S3) diraihnya dari Universitas Oslo, Norwegia pada tahun 1983.

Zahlul meninggal dunia pada awal tahun 2004 pada umur 53 tahun karena penyakit ginjal yang dideritanya.

 dan Masih banyak lagi para pakar-pakar dari minang yang jarang diketahui oleh Urang Awak.

 

sumber : Wikipedia

 

loading...

No comments