Header Ads

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN RAJO NAN TIGO SELO (Pembenahan Kebiasaan Hindu Budha) PART II

loading...
loading...

Upacara melepas mayat


Sama seperti dunia timur lainnya karena pengaruh budaya suku Me Nan dan budaya Hindu dan Budha roh/jiwa orang mati dilepas untuk dan  perhelatan besar besaran.. Makin besar upacara itu makin cepat roh/jiwa simayat itu memasuki Swarga.. Roh dan jiwa moyang yang memasuki swarga akan dapat pula membawa keturunannya ke swarga.. Selama tiga hari adalah upacara melepas mayat.. Upacara yang paling baik ialah selama tujuh hari.. Bahkan katanya upacara itu dilakukanselama 40 bahkan sampai seratus.. Selama mayat itu belum dikubur roh/jiwa itu masih tetap bersama keluarganya, tidak akan memasuki neraka dan tidak akan dihisab.. Acara melapas mayat secara besar besarn  ini masih tersisa di Bali, Toraja.. Di Minangkabau masih tersisa dibeberapa daerah acara maratok secara kecil kecilan.. Setelah mayat itu dilepas/ dikuburkan, pada hari ketujuh, hari ke 40, hari ke 100 dan setiap hari ke 100 roh itu kembali pulang.. Pada hari itu harus diadakan upacara pemulyaan atau penghormatan bagi roh yang pulang itu.. Karena ajaran itu telah berurat berakar pada Jiwa orang Minangkabau, acara itu tetap diadakan tapi sistemnya telah dirobah, dengan mengadakan berdo^a dan sedekahkan harta si mayat kepada fakir miskin, sesui dengan asnaf yang delapan, semoga dengan mensedekahkan hartanya itu pahalanya sampai kepada si mayat..     Di Minangkabau mayat itu bukan dibakar, bukan ditempatkan dijurang bukit tapi dikubur kedalam tanah.. Supaya mayat itu dapat mencapai Nirwana dengan baik, mayat itu dilepas dengan upacara berkabung dengan perhelatan besar selama tiga hari paling baik selama satu minggu, dengan menyembelis satu ekor kerbau.. Makin besar upacara melepas mayat makin cepat si mayat memasuki swarga dan makin tinggi swarga yang ditempatinya.. Seseorang yang telah memasuki swarga nantinya akan dapat membawa keturunannya kedalam swarga walaupun pada tingkat yang lebih rendah.. Seseorang yang tidak dilepas dengan suatu upacara seperti meninggal dalam suatu kecelakan kapal tenggelam kedalam lautan,  tidak akan memasuki swarga, kecuali apabila dibawa oleh moyangnya yang telah lebih dahulu memasuki swarga itu.. 
Upacara melepas mayat dilakukan dengan menangis, menyanyi  bersedih sedih dengan memuji, menyebut kebaikan, keakraban dan kemesraan hubungan  selama hidupnya..  Nyanyian kesedihan itu diiringi orang yang datang berkabung mengikuti upacara itu.. Jika famili si mayat atau yang datang berkabung tidak pandai maratok, supaya upacara lebih mengasikkan dan lebih sahdu,   apacara maratok ini dibayarkan kepada orang lain yang ahlinya.. Setiap orang yang datang meratok diberi makan dan minum secukupnya.. Setiap hari disembelih seekor kerbau.. Selama seminggu disembelih tujuh ekor kerbau.. Upacara melepas mayat inilah upacara adat terbesar di Minangkabau.. Supaya mayat jangan busuk, isi perut dikeluarkan, diganti dengan kapas yang telah diberi kampher..  Dihari kelima belas diadakan pula acara, karena pada hari itu arwah si mayat pulang.. Dihari ke empat puluh dan dihari ke seratus acara itu diadakan pula kembali.. Setiap acara itu disembelih seekor kerbau untuk makan tamu..
Bagindo Usman adalah seorang karyawan Belanda.. Sewaktu opersi penyerangan daerah Paderi, Maret 1833 Bagindo Usman diketemukan dirumahorangtuanya..  Dia disiksa sampai wajahnya tidak jelas lagi..Lehernya dipotong.. Kepalanya ditancapkan diatas tombak diletakkan dipinggir jalan.. Semua itu dilakukan didepan ibunya..Dibawah tombak itu ibunya menangis meratok sehari suntuk .. Begitu menusuk hatinya ratok ibu Bagindo Usman, sitiap orang yang mendengarnya ikut menangis bersamanya.. Ratok ibu Bagindo Usman diulang ulang masyarakat yang kematian untuk meratapi familinya yang meninggal.. Sampai seratus tahun sesudah Bagindo Usman meninggal,  ratok ibu Bagindo Usman masih dipergunakan.. Dalam lagu saluang terkenal ratok suayan..           
Acara maratok adalah acara yang dilarang sarak.. Karena saluang, rabab, kecapi  adalah sarana maratok, buya sekh Sulaiman Arrasuli menggolongkan alat kesenian itu kedalam sarana bunyi bunyian yang dilarang.. Terlihat dalam buku catatan beliau tentang sumpah Marapalam..   
Pemerintahan Islam Minangkabau berdasarkan sarak sebagai sandi adat  Rajo Nan Tigo Selo, menetapkan
Ø  Melarang mengadakan upacara besar besaran melepas mayat dan dilarang melakukan meratok..
Ø  Melarang mengadakan makan dan minum selama tiga hari diatas rumah duka, selama tiga hari itu  dilakukan mengaji bersama sama dirumah duka
Ø  Menganjurkan mempercepat penguburan mayat..
Ø  Penguburan dijadikan kewajiban masyarakat..
Ø  Dilarang menyebut nyebut perangai simayat diwaktu hidup, terutama perangainya yang buruk..
Ø  Keluarga kemalangan dijenguk bermai ramai, yang perempuan membawa beras, yang laki laki cukup dengan mendatangi dan memberikan sedekah doa..
Ø  Sanak saudara, anak dan bapak ikut mengkafani si mayat..
Ø  Upacara menujuh hari, mengempat puluh hari dan menseratus hari dirumah duka dari mengagungkan si mayat dirubah menjadi  mendoakan si mayat dan mensedekahkan harta si mayat yang masih ada kepada asnaf yang delapan..  
Walaupun upacara maratok telah dilarang, tapi secara sepontan masih ada diantara masyarakat yang masih melaksanakannya..
 
Kepemimpinan kaum..
Kaum ialah kumpulan orang orang yang segaris keturunan matrilineal yang dapat dibuktikan dengan sebuah ranji.. Kaum dipimpin oleh kepala (penghulu) kaum.. Penghulu kaum diangkat dengan kesepakatan kaum berdasarkan kamanakan dibawah paruit (budi caniago/ pisang sikalek hutan) atau kamanakan dibawah daguak (Koto Piliang)..  Penghulu diumpamakan seperti raja tapi diikat dengan rumusan, “kamanakan barajo ka mamak, mamak barajo ka pangulu, pangulu barajo ka mupakat, mupakat barajo ka bana.. Yang bana (yang hak) dirumuskan dengan dengan ayat 60 surat 3 (Ali Imran)..
Q.3/60.    (Al haqqu min rabbika fatakun mminal muntarin) = Yang benar itu ialah yang diturunkan dari tuhan mu (kitab) janganlah kamu termasuk orang yang ragu tentang itu.. Lebih lanjut akan dijelaskan pada Bab tersendiri..

Hubungan kekeluargaan..
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku ‘adil, berbuat kebajikan, mempertanggung jawabkan kehidupan keluarga yang karib (ita‘iz il qurba), melarang berbuat keji, mungkar dan permusuhan.. Dia memberi  pengajaran kepadamu, supaya kamu mengambil pelajaran itu <Q.16/90>.. Yang dimaksud dengan kerabat ialah orang orang yang waris mewarisi sesuai dengan hukum fara’id <Q.4/4;11;12;176>.. Hubungan kekeluargaan diperjelas oleh hadits Rasulullah.. Hubungan yang qurba (qarib) ialah hubungan hubungan nasab yang dekat dan hubungan sababiyah seperti nikah..
Hubungan kekeluargaan terdiri dari::
a.     As hab an Nasaabiah (hubungan darah)..
b.     As hab as Sabaabiah ( hubungan karena suatu sebab seperti perkawinan)..
c.     As hab aw Walaa’iah (hamba dan tuan )..
d.     As hab az Zawi al Arkam (hubungan lain lain karena adanya kesepakatan)..

Hubungan Nasab:
a.    Hubungan Vertikal kebawah (al Furu’)  yaitu hubungan bapak dengan anak pria atau wanita,  Anak dari anak laki laki.. Vertikal keatas (al Usul) yaitu  bapak atau ibu, bapak dari bapak; bapak dari bapak dari bapak; bapak dari ibu..
b.    Hubungan mendatar  (Hawasy) yaitu Saudara laki laki/ perempuan seayah/seibu, saudara  seayah atau seibu.. Saudara anak saudara  ayah se ayah..
c.    Hubungan menyamping.. Ponakan laki laki/perempuan dari anak  saudara   laki laki/perempuan seayah.. Ponakan laki laki, anak  saudara laki laki yang bapaknya saudara laki laki seayah dengan ayah..

Hubungan akibat  perkawinan (asy haab sababiyah)..
Hubungan perkawinan menyebabkan adanya keturunan, menyebabkan terjadinya hubungan nasab anak beranak.. Hubungan nasab (kekeluargaan) ini, menurut adat Minangkabau dikaitkan kepada ibu (matrilineal).. Menurut sarak sebagai sandi adat dikaitkan kepada bapak (patrilineal).. Hal ini menjadi kerumitan dalam adat Mnangkabau..
Sebelum kedatangan Islam Adat Minangkabau itu basandi Alaua jo patuik alam takambang jadi guru.. Hampir semua binatang yang dikenal dan dekat dengan manusia seperti kucing, anjing, kuda, kerbau, sapi, ayam dll hanya mengenal ibunya, tidak mengenal bapaknya.. Berdasarkan rumusan itu, manusiapun tidak perlu mengenal bapaknya hanya perlu mengenal ibunya dan saudara ibunya.. Terjadilah garis matrilineal di Minangkabau..
Sarak menetapkan  hubungan kekeluargaan (nasab) menurut patrilineal (garis kebapakan) berdasarkan alasan dibawah ini..
  Dijelaskan oleh Al Qur’an bahwa, jiwa itu dikeluarkan dari suhur atau sulbi (sulbi, tulang, dada) bapaknya <Q.7/172>.. Pada bapak itu ada tempat penyimpan (mustakarrun) jiwa <Q.6/98> berbentuk Nuthfah.. Jiwa itu dipancarkan melekat dan bercampur dalam rahim ibu… Rahim itu adalah tempat bertumbuh (mustauda’un) <Q.6/98>..  Ibu sebagai ladang tempat bercocok tanam  <Q.2/223>.. Ibu mengandung selama lk satu tahun dan menyusukan si bayi.. Setelah sempurna kejadian (tubuh) nya dalam rahim, tuhan tiupkan roh dari pada Nya diberinya  af‘idah, samiah dan basirah <Q.32/9>.. Dari situlah hubungan hubungan kekerabatan nasabiyah manusia didasarkan.. Roh berasal langsung dari Allah, jiwa dari bapak dan pertumbuhan jiwa dan pembentukan tubuh  dalam rahim ibu..

Hubungan anak dengan bapak dan kerabatnya..
Ada tiga pendapat tentang manusia.. Pertama mengatakan manusia ituterdiri dari satu perangkat yaitu tubuh (raga), semua perangkat manusia melekat pada tubuh.. JikA orang meninggal, semua perangkat tubuhnya tidak berfungsi lagi.. Semua telah tiada, semua perangkat ikut lapuk bersama tubuh.. Ajaran ini disebut aliran satuisme (manokhotomi..
Aliran kedua mengatakan manusia itu terdiri dari dua perangkat, terdiri dari tubuh dan jiwa atau roh.. Dimana roh itu sama dengan jiwa.. Jika orang meningal tubuhnya telah binasa, jiwanya tetap hidup berpindah kealam maya (akhirat) untuk mempertanggung jawabkan pekerjaannya selama hidup.. Aliran ini disebut aliran duaisme (dikhotomi).. Aliran inilah yang terbanyak pengikutnya.. Sokrates, Aristoteles dan ahli Jiwa dizaman Yunani dan Romawi, berpendapat adalah penganut aliran dualisme atau dikhotomi..
Aliran ketiga mengatakan manusia itu terdiri dari tiga perangkat yaitu tubuh (raga), jiwa dan roh.. Jiwa dan roh berbeda.. Jiwa adalah manusia itu sendiri.. Dibawa semenjak dari sulbi  (suhur) bapaknya.. Dalam jiwa itu ada perangkat akal, ada perangkat perasaan, ada perangkat pemasukan data, ada perangkat emosional.. Ketinggian manusia itu berada pada perangkat jiwanya..  Setelah sempurna kejadian tubuhnya dalam rahim ibunya ditiupkan oleh Allah rohNya.. Disuruh mempelajari jiwa dan dinyatakan dalam al qur’an sedikit sekali ilmu tentang roh diberikan kepada manusia.. Aliran ini disebut aliran tiga isme (Tri khotomi)..  Abu Yusuf Yakub Al Kindi (801- 866 M) adalah pelopor aliran ini.. Al Kindi jelaskan para nabi dan sahabat menganut aliran ini.. Aliran ilmu jiwa Minangkabau juga menganut aliran ini.. Sehingga orang Minangkabau sangat menghormati menantu laki lakinya atau orang sumandonya..          
Q.2/223.
 (Nisaa ‘ukum hartsun llakum fa’tuu hartsakum annaa syi’tum wa qaddimuu li ‘anfusikum) = perempuan itu adalah ladangmu (tempat menenamkan bibitmu), maka datangilah dia bagaimana yang  menyenangkan jiwa kamu bersama..  Anak itu adalah anak bapaknya, ibu adalah lading untuk menumbuhkan bibit bapak..
Untuk melegalkan hubungan si bapak dengan si ibu, diadakan upacara perkawinan..   Untuk mengokohkan hubungan si anak dengan si bapak sesuai yang dikehendaki sarak diadakanlah beberapa upacara kecil antara si anak dengan bako.. Upacara itu merupakan aturan Rajo Nan Tigo Selo yang tiap tiap  Nagari berbeda pelaksanaanya, merupakan adat salingka Nagari (peraturan Nagari).. Upacara  itu ialah:
a.    Upacara maanta bubua. Maanta bubua ialah membawa aneka makanan berupa bubur dan makanan lainnya oleh keluarga si bapak kerumah isteri yang sudah hamil..
b.    Upacara turun mandi.. Jika pusek anak telah kering (gugur) lebih kurang  berumur satu minggu si anak dibawa mandi kepemandian umum oleh kerabat si bapak.. Kerabat  si bapak membawa pakaian secukupnya untuk keperluan si bayi..
c.    Upacara maanta paja (anak).. Jika anak telah berumur lk 3 bulan anak beserta ibunya dibawa kerumah bakonya (rumah kaum/ kelurga dekat si bapak).. Setelah beberapa hari dirumah itu anak itu dihantarkan kembali kerumah ibu si anak.. Si anak dihantarkan bersama sama kaum si bapak kerumah kaumnya.. Untuk menghantarkan itu dipanggil semua anggota kaum, dan karib kerabat handai dan tolan.. Semua yang menghantar membawa padi sekatidiang (satu beban)..  Pihak yang kandung menghantar anak pisangnya dengan seekor sapi atau yang sepadan.. Sapi itu menjadi milik si anak yang di antarkan itu.. Barang antaran bako itu tidak boleh diambil atau dihabiskan oleh si bapak, ibu atau mamaknya.. Semua harta hantaran bako itu diinvestasi untuk kepentingan sianak nantinya apabila telah dewasa.. Setelah dewasa atau telah kawin semua harta itu diserahkan kepada si anak itu..  Ada juga kemungkinan anak dihantar dengan sepiring sawah pusako kaum bapak, diibahkan dengan ibah lapeh atau ibah  bersyarat selama umur si anak.. Hasil sawah itu dikembangkan terus menjadi milik si anak..
d.     Mangguntiang abuak (rambut).. Setelah anak laki laki dewasa, sewaktu di kawinkan  rambutnya di guting oleh bakonya yang perempuan saudara bapak, atau ibu dari bapak.. Mangguntiang abuak itu dilakukan dengan suatu upacara.. Setelah mangguntiang abuak Bako memberikan kain sapatagak (satu stel pakaian) yang dperlukan si anak untuk pergi kawin.. 
e.    Mamanggia.. Beberapa hari setelah menikah, setelah selesai perhelatan, anak pusako beserta isterinya yang penganten baru itu, dipanggil datang kerumah bakonya.. Sewaktu akan pulang bako memberkan oleh oleh untuk dibawa pulang..

Perhelatan Perkawinan..
a.     Sebelum kedatangan Islam upacara  perkawinan boleh dikatakan tidak ada..  Jika seseorang ingin mengawini seorang gadis  cukup menyampai kannya kepada saudara laki laki ibu gadis tersebut.. Jika mamak sigadis tersebut menyetujuinya perkawinan dapat dilakukan.. Laki laki itu dinamakan urang sumando dari kaum perempuan.. Kedudukan urang sumando itu diumpamakan sebagai abu diatas tunggua, jika datang angin abu tersebut diterbangkannya..
b.     Urang sumando mempunyai kewajiban hanyalah memelihara mengolah harta kaum isterinya.. Dari hasil  harta kaum perempuan itu,  urang sumando tidal mendapat bagian sedikitpun.. Untuk membeli rokok, membeli baju, untuk kepentingan si laki laki dia ambil dari hasil harta abuannya.. Jika laki laki itu melahirkan anak, anak itu diientitas kepada mamaknya, anak dibelanjai oleh ibunya dari hasil harta kaum..
c.     Untuk mencari urang sumando, pada prinsipnya kepada perempuan tidak dibebani apa apa.. Setelah kedatangan Islam ada daerah untuk menjemput urang sumando diberikan bendi atau pedati, bendi atau pedati itu dipakai urang sumando untuk menjadi mata pencarian suami isteri nantinya..  Ada pula daerah lain malah laki laki harus mengisi seruang rumah dengan perlengkapan kamar  tiidur suami isteri yang kawin itu seperti, tempat tidur, kasur, selimut, bantal selengkapnya dll.. Ada kalanya dilengkapi dengan satu stel  kursi duduk.. Ada pula daerah memakai seperti dikatakan pepatah,  sia manyuruak inyo bungkuak, sia maambua inyo patah.. Artinya siapa yang berkeinginan dialah yang menyediakan sesuatu (menyumbang) untuk kepentingan perkawinan..


Sandi Pendidikan..
Telah bersepakat lembaga tinggi negara Minangkabau dan telah dilaksanakan oleh masyarakat Minangkabau Sandi pendidikan Minangkabau ialah memperbaiki  apa yang ada dalam Jiwa..Dasar hukum untuk sandi ini ialah ayat kitabullah surat 13 (Ar Ra^du) ayat 11..
Q.13/11..    (Yugaiyyiruu maa bi anfusi*him) =  memperbaiki yang ada dalam jiwa..

1. Untuk memperbaiki apa yang ada dalam jiwa itu kita memakai  kitabullah, seperti tertera surat 5 (Al Maidah) ayat 16. 
Q.5/16  ( Ya*hdi bi*hi lla*hu manittaba^a ridhwana*hu) = Dengannya (kitab) Allah menunjuki orang – orang yang menuntut keredaannya..  Dengan istilah lain kitabullah takambang jadi guru, Inilah sandi pendidikan Minangkabau..

2. Untuk memperbaiki apa yang ada dalam jiwa kita harus mengetahui apa itu jiwa an bagaimana proses terbentuknya jiwa manusia itu, berdasarkan perintah kitabullah surat 51 (Az Zariyat) ayat 21 yang bunyinya dan surat 86 (At Thariq) ayat 5.
Q.51/21..   (Wafii anfusikum afala tubshiruuna) = apa yang ada pada jiwamu apakah tidak kamu  pelajari..
Q.86/5..     (Falyanzhuril insaana mimma khuliqa) = Tiap manusia harus tahu bagaimana dia diciptakan..

3. Juga membentuk jiwa manusia dengan bayak meneyebut nama Allah sebagai pelajar pertama Allah azza wajalla kepada rasulnya Muhammd berdasarkan perintah dalam kitabullah surat 96 ( Al ^alaq) ayat 1, serta mempelajari al qashash (kisah kisah dalam alqur’an) surat 12 (Yusuf) ayar 111, yang berbunyi sebagai berikut,
Q.96/1 (Iqra’ bismi rabbika lladzii khalaqa) = Bacalah dengan nama tuhan engkau yang pencipta.. “membaca nama tuhan pencipta” dengan istilah lain ialah berdzikir yaitu menyebut Allah..
Q.12/111.  (Laqad kaana fii qashashihim ^ibrara tun li ‘uulil ‘albaabi) = pada al qasas itu menjadi ^ibrah bagi ulul albaab (yang dibuka pintu hati).. dengan kata lain pintu hati dapat dibuka dengan mempelajari al qashash dalam al qur’an..
 4.  Untuk mendapat isi dan pengertian al qur’an haruslah manusia bersih seperti dijelas dalam surat 56 ( al Waqi^ah) ayat 79..
Q.56/79. (laa yamassuhu ‘illa lmutha *haruuna) = tiadalah akan menyentuh nya (alqur’an) melainkan orang yang suci (muthaharun)..
Bersih itu melingkupi,
a)    Bersih anggota badan dari hadas,
b)    Bersih hati dari sipat khianat, khitaman biladah..
c)    Bersih tubuh terdiri dari benda yang dimakan, bersih zatnya dari yang haram dan bersih sipatnya dari haram..
d)    Bersih roh, yaitu  roh yang selalu berzikir mengingat Allah.. 
   Sumber : Minangkabau Darul Qarar : karya H.Asbir. Dt Rajo Mangkuto
loading...

No comments