Header Ads

Wow Tidak ada istilah orang adat berperang dengan Kaum Paderi yang ada Kelompok Pedagang tuak Memerangi Kesultanan Minangkabau dan Tokoh Agama (Perang Tuak Part IV)

loading...
loading...





Kelompok Pedagang Tuak (KPT) minta bantuan Inggeris..


Mereka pergi ke Bengkulu menemui Raffles minta bantuan Inggeris, agar kaum ulama diusir dari Minangkabau atau dibunuh.. Kaum keluarga raja dan penghulu pucuak akan menyediakan biaya dan tenaga bantuan.. 15 juli 1818 M Raffles dengan 5 orang staf dan 50 orang pasukan pengawal sampai di Simawang.. Dari Padang Raffles melalui Gantuang Ciri dan Solok.. Di Solok Rafles telah mengadakan pertemuan pertemuan dengan pemuka pemuka masyarakat.. Rafles tidak menemui Raja Alam karena raja Alam berada di Lb Jambi.. Rafles bertemu dengan raja adat dan beberapa pemuka ulama.. Dari pembicaraah dengan mereka Rafles berkesimpulan perselisihan di Minangkabau ini hanyalah masalah minuman keras yang banyak dipasok oleh Belanda, sebagaimana di Negara lain yang diduduki bangsa Eropah.. Dengan menghentikan pimpinan adat Minangkabau keterlibatan dalam perdagangan candu, tuak, santo dan judi perselisihan akan selesai..   Desakan Bagagarsyah dan kawan kawan dijawab  Raffles dengan ucapan jika saudara berhenti berdagang candu, tuak, santo menjadi bandar judi persoalan saudara di Minangkabau telah  selesai.. Tapi walaupun demikian saya akan melaporkan ke pucuk pimpinan saya di Kalkutta, saudara diharap menunggu jawaban dari Kalkutta.. Beberapa lama Inggeris menjawab permohonan Bagagar Syah Inggeris tidak bersedia mencamuri urusan Pemerintahan dan keamanan di Minangkabau..

 

Keterangan. :
-+-+-+-+ Batas wlayah Gurjara Pratihara..
- - - - -    Batas wilayah Gaznawiyah.

Kelompok Pedagang Tuak (KPT) minta bantuan Belanda..
Tahun 1819 M Inggeris menyerahkan Minangkabau kembali kepada Belanda.. Sutan Bagagarsyah minta bantuan kepada Belanda, dia sampaikan, saya adalah raja Alam Minangkabau ikut bersama saya, beberapa orang keluarga kerajaan dan berpuluh pemuka masyarakat yang terdiri dari penghulu pucuak.. Berarti semua pemuka kerajaan berada dipihak saya.. Negeri kami dilanda kerusuhan.. Telah terjadi pemberontakan oleh golongan ulama Islam, telah berpuluh orang yang mereka bunuh, telah banyak harta yang binasa.. Pimpinan pemberontakan yang paling dekat didaerah kami ialah Tuangku Lintau.. Kalau kami tidak tuan bantu, kami tidak mampu lagi pulang kenegeri kami.. Kami akan sediakan tenaga bantuan dan biaya yang tuan butuhkan.. Dalam hatinya Belanda berfikir pucuk dicinta ulam tiba.. Belanda menjawab; kami datang kenegeri tuan selain dari berdagang kami juga akan membantu pemerintahan yang syah dari pemberontakan terutama dari pemerontakan kaum ulama (padre).. Selanjutnya Belanda menjelaskan dengan segala senang hati kami akan bantu tuan sampai semua golongan padri itu tertumpas atau  mereka terusir dari Minangkabau.. Kami akan tempatkan sekurang kurangnya dua meriam besar dan seratus orang tentera terlatih dan berpengalaman di Simawang.. Selebihnya akan kami sebar sepenuh negeri tergantung berapa kesanggupan tuan menyediakan biaya.. Untuk itu antara kami dengan tuan harus ada satu perjanjian tertulis yang saling mengikat antara kami dengan tuan, semua tuan tuan  menanda tanganinya.. Bagagarsyah menyetujuinya..
Tidschrif voor Nederlandsch Indie tahun 1851 menulis yang kira kira isinya sebagai berikut:            
 Pada awal abad ke 19 ini di Jazirah Arab berkembang ajaran Wahabi.. Ada tiga orang Minangkabau  kembali dari Mekah yang telah mendalami ajaran Wahabi itu yaitu Haji Miskin, Haji Sumaniak dan Haji Piobang.. Mereka mengajarkan ajaran itu di Minangkabau.. Ajaran Wahabi aliran keras yang membunuh orang yang keluar dari sunnah nabi, mengadu ayam, makan sirih, dan tidak sembahyang.. Laki laki dewasa yang paginya tidak sembahyang subuh berjamaah mereka bunuh, siapa yang mencuri dipotong tangannya, orang yang mereka curigai  sebagai pedagang atau pemakai candu, minuman keras, rokok, makan sirih atau berjudi, mengadu ayam  mereka ciduk dimalam hari dan meraka  bunuh.. Sedangkan makan minum dan acara adat dibicarakan setelah mengunyah siriah..  Dimana mana mereka melakukan perampokan dan pemerasan dan perkosaan..
Pedagang ke Padang takut akan mereka curigai sebagai pedagang candu, tuak dan santo terpaksa melindungkan diri menyingkir ke Padang.. Mereka minta perlindungan kepada Pemerintah Inggeris.. Pemerintah Inggeris tidak membantu mereka.. Semenjak tahun 1803 –1821 terjadi perang dahsyat antara golongan ulama yang beraliran Wahabi dengan golongan  adat yang beraliran Qaramithah.. Sedangkan agama Islam yang mereka anut itu sama sama datang dari Gujarat..

 
       
 Puncak gerakan mereka ialah  pembunuhan terhadap keluarga  kerajaan Minangkabau dan penghulu Pucuak  pada rapat di Koto Tangah Saruaso.. Keluarga kerajaan dan pucuak adat sedang berapat mereka serang dengan tiba-tiba, puluhan yang mati terbunuh, hanya sedikit yang dapat meloloskan diri melompat dari jendela.. Gerakan ini dipimpin oleh Tuanku Pasaman.. Tuangku Pasaman itu ialah seorang ulama orang Lintau yang bersekolah di Pasaman kira kira 1,5 jam jalan kaki dari Tiku..  Kaum adat itu tidak mampu melawan karena tidak mempunyai persiapan untuk itu.. Yang dipertuan raja Alam Muningsyah III dengan cucunya yang masih kecil,  meloloskan diri ke Lubuak Jambi Taluak Kuantan.. Sutan Alam Bagagar syah dengan Tuan Gadih Reno Sumpu dan  dua orang anaknya bersama  puluhan pucuak adat yang setia dapat meloloskan diri ke Padang.. Dua  istana di Pagaruyung dibakar oleh golongan pemberontak ulama wahabi itu..
Dt Pamuncak Alam Sati  tuan Gadang Batipuah beserta Dt Kali Marajo pucuak adat Pariangan mendesak Bagagarsyah agar minta bantuan kepada Pemerintahan Inggeris yang perwakilannya berada di Bengkulu.. Mereka berdua menjanjikan bantuan tenaga perang dan uang bagi Inggeris untuk membantu menumpas golongan ulama.. Mereka minta bantuan kepada Inggeris mengatas namakan pewaris raja Alam Pagaruyung..
Belanda sangat berbeda dengan Inggeris, Belanda sangat suka membantu mengamankan pemerintahan yang syah dan menumpas suatu  golongan terutama golongan Islam..   Tekanan kaum ulama ini  melemah setelah Belanda menurunkan bantuannya dengan pasukan yang terlatih  dan persenjataan yang lebih kuat.. Tulisan tijdschrif inilah yang dikutib pemerintah Hindia Belanda  menjadi rujukan  sejarah dan tambo yang umum dipakai dan dipelajari disekolah sekolah di Indonesia dan Minangkabau..
 Tidschrif ini memberitakan lima hal yang pokok yaitu
a)    Agama Islam di Minangkabau masuk melalui Gujarat,
b)    Kaum ulama menganut ajaran Wahabi yang dibawa oleh H Miskin, H Sumaniak dan H Piobang..
c)    Kesulthanan Minangkabau menganut aliran Qaramithah..
d)    Tahun 1803-1821 terjadi perang dahsyat di Minangkabau antara kaum ulama dan kaum adat..
e)    Ada pembunuhan besar besaran di Koto Tangah Saruaso oleh kaum ulama terhadap perangkat kerajaan dan penghulu pucuak yang sedang berapat..
Kelima berita ini bertentangan dengan catatan yang ada pada masyarakat Minangkabau sendiri, karenanya perlu ada pembahasan dan peninjauan kembali..
    
Menurut beberapa buku sejarah Islam, Islam masuk ke India, pertama dibawa oleh Muhallib bin Abi Syafra dizaman khalifah Muawiyah bin Abi Sofyan (41-60H/662-681M).. Kedua dipimpin oleh Muhammad bin Al Qasim Assaqafi dizaman khalifah Walid bin Abdul Malik (86-96H/705-715M).. Ke tiga dipimpin oleh Hisyam bin Amru Al Tiglabi dizaman khalifah Al Mansyur (136-158H/754-775M).. Ke empat dipimpin oleh Abdul Malik bin Shihab Al Masmai dizaman khalifah  Al Mahdi (158-169H775-785M).. Kelima,  Mahmud bin Sabaktekin Al Gaznawi (387-421H/997-1030M) daulat Gaznawi (366-579/976-1183M) dapat merebut beberapa  pusat pemujaan agama Hindu, beroleh perlawanan dari pasukan gabungan kerajaan kerajaan Hindu yang sangat besar.. Walaupun Mahmud Al Gaznawi mendapat gelar the Idol breaker dia tidak dapat menduduki wilayah Gurjara Pratihara (Gujarat).. Gujarat baru diduduki Islam dizaman kerajaan Mogul (1526-1857M) oleh Sulthan Akbar (1556-1587)...  Pendapat yang mengatakan Islam Minangkabau datang dari Gujarat adalah untuk mengokohkan Minangkabau dimasuki oleh Islam baru diabad ke 17 dan berkembang di abad ke 18 bersamaan dengan kedatangan bangsa Eropah (Keristen).. Tidak kelihatan dalam sejarah keakraban hubungan perdagangan Gujarat dengan Minangkabau..   Tidak tercatat dalam sejarah Gujarat membutuhkan barang produksi Minangkabau atau Minangkabau membutuhkan barang produksi Gujarat.. Sangat berbeda dengan Yaman.. Yaman telah membuka hubungan dagangnya dengan Kanton di Cina semenjak zama Nabi Sulaiman yang terkenal dengan Thariqal bahri (searoutes).. Perdagangan searoutes ini mengambil kampher dan lada dari Minangkabau.. Dari Yaman barang dagangan itu dibawa ke syam dengan kafilah dagang yang sudah ramai semenjak zaman Ibrahim..  Kampher dan lada adalah barang yang sangat dibutuhkan disekitar laut tengah.. Yang logis itu Islam ke Minangkabau dibawa oleh pedagang Arab Yaman semenjak Islam itu mulai tumbuh di Yaman dan Madinah bukan oleh pedagang Gujarat..

Sejarah Arab mencatat ajaran Wahabi dikembangkan oleh Dinasty Saud.. Dinasty Saud yang dipimpin oleh Muhammad bin Saud (1139-1179H/1736-1766M) menempati Wadi Dar^iyah dan dynasty Muhammad bin Wahab (1115-1201H/1703-1787M) yang menempati wadi Ainiyah yang keduanya didaerah Riadh.. Pada tahun 1745 mereka bersepakat  bergabung bersama mengembangkan wilayah dan ajaran Wahabiah.. Daerah Ahsa, Wasyim dan Harrimalla bergabung dengan mereka.. Sekitar tahun 1760an dengan pasukan gabungan unta dan kuda yang besar  mereka menyerang Hijjaz.. Mekah dan Madinah dapat mereka kuasai beberapa hari.. Banyak kebinasaan yang mereka lakukan..  Turki Utsmani penguasa Hijjaz menyerang balik mereka, keluarga Saud yang Wahabi tersebut  mengundurkan pasukannya kepusatnya di Riadh.. Turki menyerang dan menduduki Riadh.. Kaum Wahabi mereka tumpas dan diburu buru.. Kaum Wahabi melarikan diri ke waha waha padang pasir Rub al khali.. Turky Utsmani tidak memberi kesempatan sedikitpun kapada ajaran Wahabi itu berkembang didaerah kekuasaannya.. Tidak mungkin ajaran Wahabi diajarkan di Mekah.. Apa lagi diterima sebagai anutannya oleh tiga orang  Minangkabau H Miskin, H Sumaniak dan H Piobang yang bertugas sebagai komandan pasukan inti (yanitsar) Turki..
Setelah menyusun tenaga selama lebih 160 tahun di padang pasir Abdul Aziz bin Abur Rahman as Saud dengan pasukan kuda dan unta yang besar  keluar dari padang pasir tahun 1921 setelah perang dunia pertama usai dan Turki telah terusir dari Hijjaz oleh Sekutu, dinasty Saud beraliran Wahabiah   menduduki Hijjaz, hampir seluruh jazirah Arab  sampai sekarang dapat didudukinya...  
 
Menurut buku Plakat panjang, peristiwa Koto Tangah itu tidak ditemukan dalam catatan Inggeris (Rafles) dan catatan Pemerintah Hindia Belanda.. Sedangkan pada tahun 1803 itu perwakilan Inggeris (tahun 1795-1819) berada pada benteng Simawang.. Laporan Rafles kepada pemerintah Inggeris th 1815 menyatakan Minangkabau adalah wilayah yang sangat aman dan makmur, kebutuhan mereka tidak memerlukan impor dari Negara lain..  Semenjak 15 juli 1818 selama beberapa bulan Rafles bersama 50 orang staf dan pengawal berada di Minangkabau melakukan penelitian suasana Minangkabau.. Sampai meninggalkan Minangkabau Rafles masih tetap keberatan berangkat dari Minangkabau dan melaporkan Minangkabau adalah daerah yang teraman dan termakmur di nusantara ini..  

Next ---> Perang Tuak Part V
Sumber : Minangkabau Darul Qarar : karya H.Asbir. Dt Rajo Mangkuto 
loading...

No comments