Header Ads

Sejarah Minangkabau Tua Part II (Kedatangan Suku Mee Nam dari Yunan)

loading...
loading...

Semenjak abad ke 20 sampai abad ke 12 SM datang secara berkelompok bangsa Austronesia dari suku Mee nam (Mee Selatan) dari daerah Yunan.. Suku Mee terdiri dari Mee Utara (Mee Pe), Mee Tengah (Mee Ao) dan Mee Selatan (Mee Nam).. Suku Mee adalah bagian bangsa Han penduduk asli dan pertama di negeri Cina.. Mereka menetap di Sumatra bagian tengah ini, dia menyebar keseluruh nusantara bahkan sampai Madagaskar dan pulau pulau lautan Teduh..  Nam berarti selatan, nam Lu berarti tanah sempit selatan.. Bangsa ini dinamakan orang juga Proto Melayu (Melayu Tua).. Suku Mee ini suka memelihara kerbau, lambang kebesarannya ialah kepala kerbau beserta tanduknya.. Makin panjang tanduk kerbau itu makin mulya orang yang menyimpannya.. Sehingga ada orang berpendapat istilah Minangkabau itu berasal dari kata suku Mee Nam yang berlambangkan kerbau.. Ada cerita yang menyatakan bangsa Mee Nan ini berbudaya matrilineal sama seperti orang Minangkabau.. Budaya  Austronesia ini juga mempunyai acara melepas mayat..   Upacara melepas mayat  Astronesia ini masih tersisa di  Toraja.. Menurut mereka arwah moyangnya pulang kerumah pada hari ketuju, hari ke empat puluh dan hari seratus.. Pada hari itu harus diadakan upacara pemujaan (berdoa) terhadap arwah moyang yang pulang itu  Bangsa  Batak, Toraja dan Minangkabau sama – sama menghormati lambang kepala dan tanduk  kerbau.. Makin panjang tanduk kerbau tertancap didinding rumahnya, makin mulya orang yang memiliki rumah tersebut.. 
 
 Bangsa Mee ini memudiki sungai Kampar, sampai di Mahat, dari sana menyebar ke sekeliling sampai di Guguak.. Budaya megalit yang banyak di Minangkabau ini (di 50 kota saja lebih seribu buah) berasal dari kebudayaan Mee Nam ini..    Sebagian mereka memudiki sungai batang Hari, Merangin dan sampai di Kerinci.. Penemuan megalit di Kerinci dan sekitarnya adalah kebudayaan mereka juga.. Kebudayaan megalit di Kerinci berupa artefak kapak batu dan belincong.. 

Baca Juga

Sejarah Minangkabau Tua (part I)

 
Megalit (batu besar) yang terdapat di 50 kota dan sekitarnya berupa menhir (batu tegak), batu lumpang,  batu altar (batu datar), batu dakon batu besar berukir.. dan sebagainya..  Oleh suku Mee Nam ini batu  Megalite ini berfungsi pemujaan arwah moyang mereka..

Di Balubuih Kecamatan Guguak Kabupaten 50 koto berdasarkan petunjuk dan didekat sebuah menhir didapat belulang seorang perempuan yang dikubur secara baik di abad ke 10 SM.. Perempuan itu tigginya melebihi 2 m.. 


Apabila seseorang meninggal, rohnya  akan naik ke Nirwana (swarga).. Seorang yang dilepas secara baik dengan upacara besar  akan dianggap tuhannya dia adalah orang yang  baik.. Orang yang baik itu akan menempati tempat yang baik (surga) pula.. Orang yang tidak baik akan menempati tempat yang tidak baik (neraka).. 


Moyang dapat membawa anak dan keturunannya kesorga yang baik.. Karena itu jika seseorang meninggal akan dilepas dengan upacara dan acara yang besar agar dianya menempati tempat yang baik  dan akan membawa kaum  familinya ketempatnya..
 Roh tuhan yang berada dinirwana dapat bersemayam di bumi pada tempat tempat yang khusus yang diingininya, seperti batu besar, kayu besar, ombak dilaut, angin ribut..  Dapat pula bersemayam pada tubuh seseorang (tanassukhil arwah)..
Banyak juga didapat megalit itu bukan lagi berfunsi pemujaan tapi berfunsi penghoramatan kepada ketua sukunya atau bapak/ibunya yang masih hidup.. Sama seperti megalit medan nan bapaneh.. Megalit seperti ini disebabkan pengaruh bangsa Minangkabau pertama yang mendiami tiga gunung yang berasal dari budaya Yaman.. Mereka itu tidak mensakeralkan arwah moyang mereka tapi mereka menghormati pimpinan mereka, bapak dan ibunya yang masih hidup..  

Next ---> kajian sejarah selanjutnya ...
Sumber : Minangkabau Darul Qarar : karya H.Asbir. Dt Rajo Mangkuto 


loading...

No comments